Kenapa Gak Apa-Apa Kalau Karier Awal Kamu Cuma untuk Cari Duit, Bukan untuk Passion (atau Sebaliknya)

Sela Marlina
9 Feb 2025
11 read
Kerja tidak hanya tentang menghasilkan uang. Melainkan cara kita menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Marak banget influencer yang bilang, "Kerja sesuai passion aja  biar enjoy," atau motivator, "Tinggalin pekerjaan yang bikin stres dan cari pekerjaan yang kamu suka."

Tapi, coba deh tanyakan pada diri sendiri “Apa benar duit nggak penting selama kita kerja sesuai passion?” Atau, kita justru perlu duit dulu untuk merasa lebih bebas dan mengejar passion kita?

Mungkin kamu pernah merasa bingung antara dua pilihan besar. Fokus ngejar passion atau harus kerja dulu buat cari duit.

Nggak jarang, kita yang lagi di awal karier merasa stuck di persimpangan jalan ini.

Di satu sisi, ada yang bilang passion itu penting banget. Tapi, di sisi lain, kita juga harus realistis dan mikirin kebutuhan finansial yang nggak bisa ditunda.

Survei dari Kurious-Katadata Insight Center nunjukin kalau 88,3% responden merasa bahagia dengan pekerjaan mereka. Banyak yang ngerasa senang karena faktor:

  • Lingkungan kerja yang positif (55,3%)
  • Gaji yang oke (46,2%)
  • Kesesuaian minat dan bakat dengan pekerjaan mereka (44,9%).

Data ini memberi kita wawasan, kebahagiaan dalam pekerjaan tidak selalu bergantung pada passion saja. Lingkungan kerja yang nyaman dan gaji yang mencukupi ternyata memainkan peran yang sama pentingnya, bahkan lebih dominan.

Jadi, kalau kamu merasa belum menemukan passion, jangan khawatir! Fokus dulu pada pekerjaan yang bisa mendukung kebutuhan finansial dan memberikan pengalaman berharga, itu pun bisa jadi sumber kebahagiaan.

Namun, memang tidak bisa disangkal bahwa pekerjaan yang sesuai passion sering kali memberi tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi.

Tapi, apakah semua orang sudah tahu apa passion mereka? Atau jangan-jangan, masih bingung passionnya apa?

Di artikel ini, kita bakal bahas kenapa nggak masalah kalau di awal karier kita fokus cari duit dulu, atau bahkan duit dari passion yang belum terlalu cuan.

Karena dalam perjalanan karier, yang penting bukan cuma "ikutin passion" aja, tapi juga paham realitanya dan gimana kita bisa menyeimbangkannya dengan kebutuhan hidup.

Kenapa Kita Harus Peduli dengan Passion?

Kalau kita perhatiin, dulu, orang-orang lebih fokus pada pekerjaan yang stabil dan aman.

Mungkin kamu pernah denger cerita tentang orang yang kerja kantoran dari pagi sampai sore, dengan gaji tetap, tanpa terlalu mikirin apakah mereka suka atau nggak sama pekerjaan itu. Yang penting, ada penghasilan dan kebutuhan hidup tercukupi.

Tapi sekarang, semuanya berubah. Kita, gen Z dan milenial  lebih ngejar pekerjaan yang nggak cuma ngasih uang, tapi juga yang bikin kita merasa puas, berkembang, dan punya dampak.

Teknologi, media sosial, dan banyaknya pilihan kerja yang fleksibel bikin kita lebih sadar kalau pekerjaan itu nggak cuma soal uang, tapi juga soal kebahagiaan dan kesejahteraan mental. Itu kenapa banyak orang bilang kerja sesuai passion itu penting.

Karena, kalau kita kerja di bidang yang kita sukai, kita bisa ngerasain kepuasan lebih. Nggak cuma dari segi finansial, melainkan dari segi personal fulfillment juga.

Tapi, sebelum kita terjebak dalam pemikiran "kerja sesuai passion" yang ideal, yuk kita cari tahu dulu apa sih sebenarnya passion itu.

Apa Itu Passion?

Passion itu bukan cuma sekadar hobi yang kamu lakukan di waktu senggang, kayak main game atau nonton serial.

Passion itu adalah sesuatu yang bikin kamu merasa hidup, yang bikin kamu excited banget, dan nggak pernah bosen buat ngelakuinnya.

Misalnya, kamu suka banget main musik, fotografi, atau menulis. Itu bisa jadi passion kamu. Jadi, kalau ada yang bilang passion itu cuma hobi, sebenernya passion itu lebih dalam dari itu.

Kalau kamu udah tahu passion kamu apa, bahkan punya pengalaman di bidang passion itu, misalnya, waktu kuliah sering freelance atau magang di bidang yang kamu suka. Itu tinggal dilanjutin aja.

Apalagi kalau kamu udah merasa kondisi finansialmu cukup stabil atau punya dana cadangan yang cukup, nggak ada salahnya buat langsung fokus mengejar passion.

Dengan situasi finansial yang lebih aman, kamu bisa lebih bebas mengambil risiko dan fokus pada apa yang kamu cintai, tanpa terlalu khawatir soal keuangan.

Ini adalah kesempatan bagus buat mengejar passion, dan bisa jadi awal yang menyenangkan untuk perjalanan karier kamu.

Namun, di balik maraknya ungkapan "kerja sesuai passion", kenyataannya nggak semua orang gampang nemuin passion mereka.

Apalagi kalau kamu baru lulus kuliah atau lagi cari pekerjaan pertama. Pasti rasanya banyak banget pertanyaan yang muncul di kepala.

Kadang kita bingung, atau malah ngerasa passion kita berubah-ubah. Dulu mungkin kita pengen banget jadi desainer, tapi sekarang malah tertarik jadi fotografer.

Atau, kita udah nemu passion kita, tapi belum nemu perusahaan yang cocok. Bisa juga, kita punya mimpi buat bangun usaha sendiri, tapi modalnya belum cukup.

Jika kita masih bingung soal passion atau belum punya kesempatan untuk mengejar passion, itu bukan berarti kita tidak bisa memulai.

Pekerjaan pertama, meskipun tidak sesuai passion, bisa menjadi langkah awal yang penting untuk mempersiapkan jalan karier kita.

Kalo Cari Duit sebagai Pilihan Pertama

Passion itu nggak selalu statis, dan sering kali berubah seiring waktu. Daripada kita terlalu stres mikirin “apa passion aku?” sementara ada kebutuhan yang harus dipenuhi, kayak bayar makan, kosan, atau cicilan. Nggak ada salahnya buat cari duit dulu.

Pilihan ini realistis, bahkan strategis, terutama kalau kita belum tahu arah karier yang jelas. Malah, cari duit dulu bisa jadi langkah awal yang sangat penting buat mempersiapkan masa depan kita.

Seiring berjalannya waktu, pengalaman tersebut bakal jadi modal yang sangat berharga untuk mencari pekerjaan yang lebih sesuai dengan passionmu.

Bahkan, siapa tahu, apa yang awalnya kamu anggap sebagai pekerjaan yang jauh dari passion, justru bisa membuatmu semakin mahir di bidang itu. Akhirnya, kamu malah menikmatinya.

Semua itu butuh proses, dan terkadang, hal-hal baru justru bisa membuka peluang yang nggak kita duga sebelumnya.

Faktanya, menurut survei dari NACE (National Association of Colleges and Employers), lebih dari 60% lulusan baru merasa pekerjaan pertama mereka tidak sesuai dengan jurusan atau passion mereka.

Tapi mereka tetap menjalani pekerjaan tersebut, karena selain untuk memenuhi kebutuhan finansial, pekerjaan pertama juga memberikan pengalaman yang sangat berharga.

Ini membuktikan bahwa fokus pada pengalaman dan stabilitas finansial di awal karier adalah hal yang normal dan bahkan sering membuka peluang menuju karier yang lebih sesuai passion di masa depan.

Jadi, meskipun pekerjaan pertama nggak sesuai passion, jangan khawatir, karena setiap langkah yang kamu ambil tetap bisa menjadi investasi untuk masa depan yang lebih cerah.

Cari Duit Dulu = Nabung Skill dan Pengalaman

Kerja di bidang yang mungkin nggak sesuai passion itu sebenarnya mirip dengan nabung. Tapi bedanya, yang kamu tabung bukan cuma uang, tapi juga pengalaman dan keterampilan.

Misalnya, kamu kerja di perusahaan yang awalnya nggak terlalu diminatin, tapi lama-lama kamu belajar banyak hal penting. Seperti manajemen waktu, komunikasi tim, atau cara menangani klien yang tricky.

Bayangin kamu lagi nabung. Awalnya, kamu cuma bisa nyisihin sedikit, dan nggak langsung kelihatan hasilnya. Tapi semakin sabar dan konsisten, tabungan itu bakal terus bertambah, kan?

Sama halnya dengan pengalaman kerja. Mungkin pekerjaan pertama kamu nggak seru, nggak sesuai passion, atau bahkan terasa kayak “kerja buat orang lain aja.”

Tapi kalau kamu sabar dan tetap berusaha, kamu akan mendapatkan lebih banyak keterampilan, koneksi, dan tentunya penghasilan yang bisa kamu gunakan untuk investasi masa depan.

Sebagai contoh, kamu suka banget desain grafis, tapi pekerjaan pertama kamu malah di bagian customer service.

Mungkin awalnya kamu merasa, “Ini bukan aku banget!” Tapi siapa tahu, pengalaman komunikasi dan pemahaman tentang klien yang kamu dapetin justru ngebantu kamu membangun portofolio desain yang lebih kuat di masa depan.

Atau, misalnya kamu kerja di perusahaan marketing yang nggak terlalu kamu suka. Lama-lama, kamu jadi belajar banyak tentang strategi branding dan iklan online.

Pas akhirnya kamu mulai ngerjain passion kamu, misalnya, bikin bisnis kreatif atau konten di media sosial. Kamu udah punya modal pengetahuan dan pengalaman yang bikin kamu lebih siap.

Kadang, kita perlu ngelewatin fase yang nggak kita suka dulu untuk bisa sampai ke sesuatu yang lebih besar.

Cari duit dulu di awal karier itu bukan berarti kamu mengabaikan passion sepenuhnya.

Justru, itu adalah langkah realistis yang memungkinkan kamu untuk mengumpulkan modal. Baik secara finansial maupun pengalaman, untuk mencapai hal yang lebih besar di masa depan.

Passion bisa kamu temukan di perjalanan ini, atau bahkan kamu bangun dari pengalaman yang awalnya nggak terduga.

Setelah Cari Duit, Apa Selanjutnya?

Setelah kita bahas kenapa cari duit dulu itu langkah yang nggak salah, kita perlu melihat sisi dari passion itu sendiri.

Sekarang oba deh tanya diri kamu: Apakah kamu mau terjebak di pekerjaan yang kamu nggak suka seumur hidup?

Tentu nggak, kan? Banyak film atau cerita yang menunjukkan orang-orang terjebak di pekerjaan yang mereka benci. Beberapa dari kita gamau terlihat mess up kaya gitu.

Meskipun passion sering dianggap overrated, kita nggak bisa sepenuhnya mengabaikan dampak positifnya. Melakukan hal yang kita sukai bisa bikin kita lebih bahagia, produktif, dan punya energi lebih untuk menjalani hidup.

Kerja Sesuai Passion Bisa Meningkatkan Kebahagiaan

Kita sering dengar orang bilang, "Kalau kerja sesuai passion, rasanya nggak kayak kerja."

Nah, meskipun itu nggak sepenuhnya benar, karena kerja tetaplah kerja. Ada banyak dampak positif yang bisa kita rasakan kalau pekerjaan kita selaras dengan passion.

Salah satunya adalah rasa bahagia dan puas yang lebih tinggi.

Menurut penelitian dari Deloitte di tahun 2021, pekerja yang merasa pekerjaannya sesuai dengan passion melaporkan tingkat kebahagiaan yang jauh lebih tinggi, yaitu 71% dibandingkan mereka yang hanya bekerja untuk uang.

Mereka juga lebih jarang mengalami burnout, karena merasa pekerjaan mereka punya tujuan yang lebih besar daripada sekadar menyelesaikan tugas sehari-hari.

Bayangin kamu main game RPG (role-playing game) dengan karakter favoritmu. Ketika kamu senang dengan karakternya, kamu lebih semangat naik level, eksplorasi dunia, dan menyelesaikan quest.

Kerja sesuai passion itu mirip kayak gitu. Meskipun ada tantangan, kamu tetap termotivasi karena tahu pekerjaan itu punya arti buat kamu.

Bekerja di bidang yang kita suka cenderung bikin kita lebih produktif.

Bahkan, kamu mungkin dengan senang hati belajar teknik baru atau eksplorasi gaya berbeda. Semua ini bikin hasil kerja kamu lebih maksimal.

Kerja sesuai passion memang nggak berarti nggak capek, tapi rasa lelahnya terasa lebih worth it.

Passion bikin kita lebih tahan menghadapi tekanan pekerjaan karena kita tahu kenapa kita melakukannya.

Ketika kita bekerja sesuai passion, kita cenderung lebih berkembang karena rela menginvestasikan waktu dan tenaga untuk jadi lebih baik.

Ini bikin kita lebih menonjol di bidang tersebut, yang otomatis membuka lebih banyak peluang karier.

Misalnya, kamu suka desain grafis. Karena kamu cinta sama bidang ini, kamu terus belajar dan mengasah kemampuanmu.

Akhirnya, portofolio kamu makin keren, dan kesempatan untuk dapat klien besar atau posisi lebih tinggi pun terbuka.

Kerja sesuai passion itu mirip kayak ngurus tanaman yang kamu suka. Karena kamu peduli, kamu rajin nyiram, ngerawat, bahkan ngecek tutorial cara bikin tanaman tumbuh lebih subur.

Hasilnya? Tanaman itu tumbuh besar dan jadi kebanggaan kamu.

Passion juga kayak gitu, semakin kamu rawat, semakin besar hasil yang kamu dapatkan.

Kerja yang sesuai passion nggak cuma soal bahagia atau produktif, tapi juga memberi rasa makna dalam hidup.

Kita merasa pekerjaan kita penting dan berdampak, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Seperti kata Steve Jobs, "The only way to do great work is to love what you do."

Ketika kita cinta dengan apa yang kita lakukan, hasilnya pun cenderung lebih baik. Hidup juga terasa lebih berarti karena kita merasa punya kontribusi yang nyata.

Misalnya, kamu bekerja di bidang pendidikan karena peduli dengan anak-anak.

Setiap kali kamu melihat murid-muridmu belajar dan berkembang, kamu merasa puas dan bangga, meskipun gaji yang kamu terima mungkin nggak sebesar pekerjaan lain.

Rasa makna ini sering jadi alasan orang tetap bertahan dan bahagia di pekerjaan mereka.

Kerja sesuai passion memang punya banyak dampak positif.

Mulai dari bikin kita lebih bahagia, produktif, hingga merasa hidup lebih bermakna. Tapi ingat, passion tetap butuh usaha dan perjuangan.

Kita nggak bisa berharap semuanya datang secara instan. Kalau pun kita udah menemukan passion, kita tetap perlu belajar dan berkembang untuk menjadikannya karier yang solid.

Jadi, kalau kamu punya kesempatan buat kerja sesuai passion, itu adalah peluang emas yang patut disyukuri.

Tapi kalau belum, jangan khawatir. Passion itu bukan cuma tujuan, tapi juga proses. Proses untuk terus mencari, belajar, dan berkembang.

Catatan Penting: Jangan Sampai Menyesal

Kalau saran aku sih, yang penting coba aja sesuatu yang bikin kamu enjoy saat melakukannya.

Setidaknya, kamu nggak akan sampai di titik di mana kamu bertanya, "Coba kalau dulu aku kerjain ini, coba kalau dulu aku berani mulai…"

Karena menurut banyak penelitian, orang di usia 70-80an sering menyebut penyesalan terbesar mereka adalah nggak melakukan hal yang mereka pengin waktu muda.

Mereka nyesel karena nggak ngejar passion, nggak berani ambil risiko, atau nggak percaya sama keputusan diri sendiri.

Passion itu nggak selalu ada di awal, sering kali muncul seiring proses belajar dan berkembang. Tapi ingat, passion aja nggak cukup kalau kita belum ahli di bidang itu.

Passion Gak Selalu Jalan Pintas ke Kesuksesan

Banyak orang yang pengen langsung sukses tanpa mau melewati proses panjang.

Misalnya, latihan tiap hari, ketemu mentor, dan terus asah skill sampai jadi yang terbaik. Kalau kamu udah jadi yang terbaik di bidangmu, yakin deh, orang pasti mau bayar untuk keahlianmu.

Passion tanpa keahlian itu seperti jalan tanpa arah. Butuh dedikasi untuk mengubah apa yang kita suka menjadi sesuatu yang bernilai.

Sayangnya, ada kalanya passion kita udah jelas, skill juga udah mumpuni, tapi dunia belum butuh.

Contohnya, pandemi kemarin bikin profesi seperti pilot atau pramugari yang sebelumnya sangat dihargai tiba-tiba nggak dibutuhkan.

Situasi ini mungkin di luar kendali kita, tapi itu bukan berarti skill yang kita punya jadi nggak berharga. Justru, ini adalah momen buat meng-upgrade diri dan mencari peluang baru di industri yang lebih relevan.

Passion itu penting, tapi kita juga harus realistis. Dunia berubah, dan kita perlu cukup fleksibel untuk menyesuaikan diri. Skill yang kita dapat dari pengalaman sebelumnya selalu bisa kita bawa ke tempat lain.

Kapan Fokus ke Passion, dan Kapan Fokus ke Duit?

Kadang, kita nggak bisa langsung milih salah satu, karena semua itu bergantung pada situasi kita masing-masing. Yuk, kita bahas kapan waktunya ambil langkah realistis buat stabilin keuangan, dan kapan waktunya ngejar passion dengan penuh semangat!

Pastikan Tabungan Darurat Sebelum Ambil Risiko

Sebelum nekat ambil risiko besar buat ngejar passion, ada satu hal penting yang perlu kita siapin dulu tabungan darurat.

Ini adalah fondasi finansial yang bikin kita bisa bertahan meski ada hal-hal tak terduga. Minimal, kita butuh dana darurat yang cukup untuk hidup selama 3 bulan tanpa penghasilan.

Kenapa 3 bulan? Karena itu waktu yang cukup buat nyusun rencana cadangan kalau situasi nggak berjalan sesuai harapan.

Bayangin kalau kamu ngejar passion, tapi masih was-was soal bayar kosan atau tagihan bulan depan. Pikiran kamu pasti nggak akan fokus, dan eksplorasi passion malah jadi nggak maksimal.

Jadi, pastikan terlebih dahulu kesehatan finansial kamu stabil. Ketika sisi finansial udah aman, kamu punya lebih banyak ruang buat bereksperimen tanpa rasa khawatir.

Semua Tergantung Kondisi Kita

Kalau ngomongin kapan waktunya ngejar passion dan kapan fokus ke duit, jawabannya simpel, tergantung kondisi kita masing-masing.

Kalau kamu masih muda, belum punya tanggungan, dan mungkin masih tinggal sama orang tua, ini adalah momen yang lebih fleksibel. Kamu bisa bereksperimen dan mencoba hal-hal baru tanpa terlalu khawatir soal tanggung jawab.

Tapi, kalau situasi kamu udah berbeda. Misalnya, ada keluarga, cicilan, atau kebutuhan lain yang nggak bisa ditunda, realitas harus jadi pertimbangan utama.

Dalam kondisi ini, lebih realistis untuk tetap bekerja di bidang yang stabil secara finansial, sambil terus belajar dan mengembangkan diri di bidang yang sesuai passion.

Passion itu nggak akan kemana-mana kok. Kamu masih bisa mengejarnya di waktu yang tepat, ketika situasi hidupmu lebih memungkinkan.

Waktu untuk ngejar passion atau fokus ke duit itu nggak sama buat semua orang.

Semua tergantung kondisi, prioritas, dan kebutuhan kita saat ini. Kalau kamu udah punya cadangan finansial yang cukup, passion bisa jadi pilihan utama.

Jadi, kamu pilih yang mana, passion dulu atau uang dulu? Apapun pilihannya, coba tanya dirimu. Apa langkah kecil yang bisa kamu ambil hari ini untuk mendekatkan diri pada tujuanmu?

REFERENSI

https://databoks.katadata.co.id/ketenagakerjaan/statistik/f091da7f326ccd5/survei-sebut-banyak-warga-ri-yang-bahagia-dengan-pekerjaannya-apa-pemicunya

https://bintangbisnis.com/2024/09/standar-gaji-fresh-graduate-sarjana-manajemen-di-amerika-serikat-sangat-menarik-bagi-yang-ingin-memperkaya-pengalaman.html

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/djom/article/download/38728/29064

https://literaksi.ayasophia.org/index.php/jmp/article/download/101/37/330

https://www2.deloitte.com/us/en/insights/topics/talent/recruiting-gen-z-and-millennials.html