Kalau Lo Pintar, Kenapa Karir Lo Gak Naik-Naik?

Sela Marlina
9 Feb 2025
8 read
"A person who never made a mistake never tried anything new." – Albert Einstein

Pernah nggak sih lo ngerasa bingung soal karier?

Kayak, teman-teman lo kelihatan sudah tahu mau jadi apa. Bahkan ada yang sudah mulai kerja di perusahaan besar atau sibuk bikin bisnis.

Sementara itu, lo masih ragu-ragu, bingung mau jalan ke mana. Rasanya kayak semua orang punya peta jalan yang jelas, tapi lo lagi nyari kompas di tengah hutan.

Kalau itu terdengar familiar, lo nggak sendirian. Deloitte bilang, sekitar 50% Gen Z menganggap ketidakpastian soal masa depan karier adalah salah satu tekanan terbesar yang mereka hadapi.

Jadi, kalau lo juga merasa bingung, wajar kok. Lo nggak sendiri.

Terlebih, tekanan ini nggak datang dari diri sendiri aja.

Ekspektasi sosial dan keluarga sering bikin kita ngerasa harus tahu segalanya sejak awal. Orang tua mungkin bilang, "Pilih karier yang aman!" atau "Pokoknya jangan gagal!"

Padahal, kenyataannya, siapa sih yang langsung tahu segalanya dari awal?

Masalahnya, kita juga sering bandingin diri sama orang lain. Media sosial bikin semua orang kelihatan sukses.

Ada yang pamer kerjaan keren, posting jalan-jalan sambil kerja remote, atau bikin a day in my life sebagai pegawai korporat.

Tapi, itu cuma bagian terbaik dari hidup mereka. Nggak keliatan proses panjang dan kesalahan-kesalahan di belakang layar.

Jadi, udah jelas banget kan kalau tekanan karier itu nyata?

Nah, ternyata ini nggak cuma soal merasa bingung atau tertinggal. Penelitian dari American Psychological Association (APA) nunjukin kalau sejak tahun 1980-an, perfeksionisme di kalangan mahasiswa terus meningkat.

Artinya, banyak anak muda sekarang yang merasa harus jadi sempurna di semua aspek. Mulai dari penampilan, prestasi akademik, sampai karier.

Nggak heran, tekanan ini sering bikin stres.

Yang lebih parah, tekanan buat jadi 'sempurna' ini bisa berdampak buruk ke kesehatan mental.

APA juga mencatat, tekanan sosial semacam ini ningkatin risiko depresi, kecemasan, bahkan pikiran untuk menyerah.

Kebayang kan betapa beratnya ini buat generasi muda?

Tapi, apakah ini berarti kita harus terus hidup dalam tekanan?

Nggak juga. Justru ini jadi pengingat kalau kita harus mulai cari cara untuk menjalani karier dengan cara yang lebih sehat dan, yang paling penting, lebih enjoy.

Jadi, gimana caranya supaya kita bisa tetap semangat dan menikmati perjalanan karier kita tanpa terlalu tertekan?

Yuk, kita bahas lebih lanjut di bagian berikutnya!

Berani Ambil Risiko

Kalau mau karir lo naik, lo harus berani keluar dari zona nyaman dan ambil risiko.

Sering kali, kita terjebak di tempat yang sama karena terlalu takut mencoba sesuatu yang baru. Takut gagal, takut kehilangan stabilitas, atau bahkan takut dianggap aneh oleh lingkungan sekitar.

Padahal, hampir semua orang sukses di luar sana mencapai titik mereka sekarang karena berani mengambil langkah besar.

Contohnya, banyak pengusaha sukses yang awalnya bekerja di bidang yang berbeda sebelum akhirnya menemukan passion mereka.

Mereka berani mencoba, gagal, belajar, lalu bangkit lagi.

Raditya Dika misalnya, awalnya hanya iseng nulis blog humor. Tapi dari sana, dia bereksperimen dengan menulis buku, stand-up comedy, hingga jadi sutradara.

Kalau dia takut keluar dari zona nyamannya sebagai penulis, mungkin karirnya nggak akan sebesar sekarang.

Ambil risiko bukan berarti asal lompat tanpa persiapan. Kamu bisa mulai dengan risiko yang terukur.

Cobalah proyek sampingan yang di luar bidang utama kamu. Ini bisa menjadi cara aman untuk mengenali minat baru tanpa harus langsung meninggalkan pekerjaan utama.

Selain itu, kamu juga bisa mengambil kursus atau pelatihan di bidang yang berbeda. Dengan begitu, kamu bisa memperluas keterampilan yang mungkin berguna untuk langkah karier berikutnya.

Berani berbicara dalam forum atau networking dengan orang-orang baru juga merupakan bentuk risiko yang bisa membuka peluang besar.

Dengan bertemu orang baru, kamu bisa mendapatkan wawasan dan kesempatan yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Menurut penelitian dari American Psychological Association (APA), tantangan baru justru bisa meningkatkan kapasitas berpikir dan kreativitas seseorang.

Dengan kata lain, semakin sering kamu keluar dari zona nyaman, semakin cepat kamu berkembang.

Konsep Trial & Error

Trial & error adalah proses mencoba berbagai hal untuk mencari tahu apa yang cocok buat kamu. Dalam karier, ini berarti eksplorasi yang memungkinkan kamu belajar dari pengalaman, baik kesuksesan maupun kegagalan.

Bayangin kamu lagi main game. Kamu mencoba strategi baru, salah langkah, dan kalah. Tapi dari situ, kamu belajar cara menghindari kesalahan dan akhirnya tahu strategi terbaik.

Setiap kegagalan itu seperti checkpoint yang bikin kamu lebih pintar dan siap melangkah lebih jauh.

Manfaat trial & error ini nggak cuma soal fleksibilitas. Dengan mencoba berbagai hal, kamu bisa menemukan minat baru, belajar skill yang relevan, dan membuka peluang tak terduga.

Misalnya, seorang lulusan teknik yang iseng freelance desain grafis akhirnya sukses di dunia kreatif. Trial & error juga melatih ketahanan mental. Kamu belajar bangkit lebih cepat dari kegagalan dan jadi lebih percaya diri.

Orang sukses seperti Raditya Dika dan Gita Savitri adalah contoh nyata bagaimana trial & error membantu menemukan jalan karier yang sesuai.

Raditya Dika memulai dari blog humor Kambing Jantan, lalu mengeksplorasi dunia buku, stand-up comedy, hingga jadi sutradara. Meski menghadapi proyek yang gagal, dia terus belajar memahami audiensnya dan menemukan cara baru untuk menyalurkan kreativitas.

Gita Savitri, yang awalnya mahasiswa biokimia, beralih ke dunia kreatif dengan membuat konten YouTube. Dari eksplorasi itu, dia menyadari passion-nya lebih cocok di dunia kreatif daripada laboratorium.

Kadang, langkah kecil bisa membawa kita ke tempat yang tak terduga. Trial & error itu bukan cuma soal mencoba hal baru, tapi soal belajar dari pengalaman untuk terus tumbuh.

Lantas, bagaimana cara memulai eksplorasi tanpa rasa takut?

Yuk, kita bahas beberapa langkah praktis untuk membuka peluang baru dengan cara yang sederhana namun bermakna.

Tips Praktis untuk Eksplorasi Karier

Mulai eksplorasi karier itu nggak harus langsung dengan langkah besar seperti resign dari pekerjaan atau pindah jalur karier secara total.

Kamu bisa mulai dari hal-hal kecil yang nggak terlalu berisiko, tapi tetap bisa memberikan pengalaman baru.

Misalnya, magang bisa jadi pilihan yang bagus, terutama buat mahasiswa atau fresh graduate. Dengan magang, kamu bisa merasakan langsung bagaimana suasana kerja di bidang yang kamu minati tanpa harus berkomitmen jangka panjang.

Kalau kamu punya waktu luang, coba ambil proyek freelance di luar bidang utama kamu. Bayangin, mahasiswa teknik yang mencoba proyek desain grafis kecil untuk mengeksplorasi sisi kreatifnya, mungkin dari situ kamu menemukan sesuatu yang benar-benar bikin kamu semangat.

Volunteer juga bisa jadi alternatif menarik. Selain membantu orang lain, kamu bisa menambah pengalaman baru dan mengasah keterampilan yang sebelumnya mungkin belum pernah kamu coba.

Langkah-langkah kecil seperti ini bisa jadi pintu masuk untuk mengenal diri sendiri lebih baik. Apa yang kamu suka, apa yang nggak kamu suka, dan bidang apa yang sebenarnya ingin kamu dalami.

Selain itu, jangan lupa untuk membangun keterampilan transferable. Ini seperti investasi yang nggak pernah rugi karena keterampilan ini bisa kamu gunakan di berbagai jenis pekerjaan.

Misalnya, kemampuan komunikasi. Baik lisan maupun tulisan, selalu dibutuhkan hampir di semua profesi. Begitu juga dengan problem-solving, skill yang memungkinkan kamu menganalisis masalah dan menemukan solusi kreatif.

Kemampuan memahami data atau informasi juga makin dibutuhkan di era digital.

World Economic Forum bilang, keterampilan transferable seperti ini bakal jadi yang paling dicari hingga tahun 2030. Jadi, apapun yang kamu coba, freelance, magang, atau volunteer, gunakan kesempatan itu untuk terus mengasah kemampuanmu.

Setelah mencoba sesuatu yang baru, penting banget untuk refleksi. Tanyakan ke diri sendiri:

  • Apa yang aku suka dari pengalaman ini?
  • Apa yang bikin aku merasa kurang nyaman?
  • Apa yang ingin aku pelajari lebih lanjut?

Cara paling sederhana adalah dengan membuat jurnal eksplorasi karier. Catat semua pengalaman, pelajaran, bahkan perasaanmu selama proses eksplorasi.

Dengan begitu, kamu punya semacam 'peta' untuk memahami apa yang cocok buatmu dan apa yang perlu kamu hindari.

Jurnal ini juga bisa membantu kamu memutuskan langkah berikutnya dengan lebih percaya diri.

Terakhir, jangan lupakan pentingnya membangun jaringan. Koneksi yang tepat bisa jadi kunci untuk membuka peluang karier baru yang bahkan belum pernah kamu pikirkan sebelumnya.

Cobalah untuk ikut acara seperti workshop, seminar, atau meet-up di bidang yang kamu minati. Ini adalah cara yang gampang untuk bertemu orang baru dan belajar langsung dari mereka.

Kalau kamu merasa nyaman, jangan ragu untuk menghubungi profesional di industri lewat LinkedIn atau media sosial lainnya. Banyak orang senang berbagi pengalaman dan wawasan, selama kamu bertanya dengan sopan dan tulus.

Kadang, satu obrolan sederhana bisa membawa kamu ke jalur karier yang nggak terduga.

Langkah-langkah ini nggak cuma membantu kamu memahami lebih dalam soal karier, tapi juga bikin eksplorasi terasa lebih bermakna dan terarah.

Namun, eksplorasi tanpa perencanaan yang matang bisa berisiko.

Supaya perjalananmu tetap aman dan terarah, kamu butuh manajemen risiko yang baik. Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Manajemen Risiko dalam Eksplorasi

Eksplorasi karier itu seru banget, apalagi kalau kamu mencoba hal-hal baru yang bikin semangat. Tapi, harus diingat, eksplorasi juga butuh perhitungan.

Tanpa manajemen risiko yang baik, kamu bisa kehabisan energi, waktu, atau bahkan tabungan.

Bayangin eksplorasi ini kayak merawat tanaman, nggak bisa asal siram terus. Kamu perlu cek, apakah tanaman itu tumbuh subur atau malah butuh cara perawatan lain.

Sama halnya dengan eksplorasi karier, kamu perlu strategi yang tepat biar nggak terlalu berisiko.

Dengan manajemen risiko yang baik, kamu bisa merasa lebih aman saat mencoba hal-hal baru. Kamu juga tetap menjaga keseimbangan antara eksplorasi dan stabilitas hidup.

Jadi, kamu bisa lebih fokus belajar tanpa khawatir kehilangan pijakan.

Rencana Cadangan (Backup Plan)

Selalu punya backup plan, karena nggak semua eksplorasi berjalan mulus.

Misalnya, pertahankan pekerjaan utama atau kuliahmu sambil mencoba hal baru di waktu luang. Kalau kamu bekerja full-time, manfaatkan akhir pekan untuk proyek kecil di bidang yang kamu minati.

Selain itu, penting juga untuk menyiapkan dana darurat minimal 3-6 bulan. Dana ini jadi jaring pengaman, terutama kalau eksplorasimu belum langsung menghasilkan sesuatu yang stabil.

Dengan backup plan ini, kamu tetap bisa bergerak maju tanpa rasa takut.

Kalau eksplorasi penuh waktu terasa berat, coba mulai dari side hustle.

Ini cara yang aman dan fleksibel buat mengenal bidang baru tanpa harus meninggalkan pekerjaan utama. Misalnya, kamu yang bekerja full-time bisa mencoba freelance di bidang desain grafis, menulis artikel, atau bahkan bikin konten media sosial di waktu luang.

Dari sini, kamu bisa mengeksplorasi tanpa tekanan besar.

Tapi, eksplorasi yang efektif butuh evaluasi. Tanpa refleksi, kamu mungkin menghabiskan waktu di hal yang nggak sesuai tujuanmu.

Evaluasi Berkala

Setiap beberapa bulan sekali, luangkan waktu untuk mengevaluasi perkembangan eksplorasimu.

Tanyakan ke diri sendiri:

  • Apakah langkah ini sudah sesuai harapan?
  • Apa yang perlu ditingkatkan atau diubah?
  • Dan yang paling penting, apakah ini sesuai dengan tujuan jangka panjangmu?

Evaluasi ini penting banget biar kamu nggak terjebak terlalu lama di sesuatu yang kurang produktif.

Kalau ada yang nggak berjalan sesuai rencana, jangan takut untuk mengubah pendekatan dan mencoba lagi.

Manajemen risiko memastikan eksplorasi kariermu nggak cuma seru, tapi juga aman.

Dengan langkah-langkah ini, kamu bisa mencoba hal baru tanpa takut kehilangan arah.

Jadi, apa yang bisa kita pelajari dari ini semua?

Pertama, nggak perlu stres karena merasa harus tahu segalanya dari awal. Karier itu bukan garis lurus, tapi perjalanan yang penuh eksplorasi dan trial & error.

Kedua, eksplorasi itu penting. Bukan cuma buat menemukan minat dan bakat, tapi juga buat bertahan di dunia kerja yang terus berubah.

Dan yang terakhir, dengan manajemen risiko yang baik, kamu bisa eksplorasi tanpa rasa takut, karena selalu ada langkah aman yang bisa kamu ambil.

Karier itu perjalanan yang seru, meski nggak selalu mudah.

Ada belokan, jalan buntu, bahkan tanjakan yang bikin lelah. Tapi, di situlah kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Jangan takut buat mencoba hal baru atau gagal di perjalanan. Karena, setiap kegagalan itu bukan akhir, tapi pijakan buat melangkah lebih jauh.

Kalau kamu punya pengalaman eksplorasi karier yang seru atau pelajaran berharga dari trial & error, share di kolom komentar, ya!

Siapa tahu, ceritamu bisa menginspirasi orang lain yang lagi bingung.

Butuh inspirasi buat langkah pertama? Coba baca buku seperti Mindset karya Carol Dweck, atau cari kursus online yang sesuai dengan minatmu di platform seperti Coursera atau LinkedIn Learning.Ingat, langkah kecil yang kamu ambil hari ini bisa membuka pintu ke kesempatan besar di masa depan.

REFERENSI:
https://news.elearninginside.com/linkedin-study-suggests-quarter-life-crisis-is-a-growing-problem/?utm_source

https://data.goodstats.id/statistic/prospek-pekerjaan-dan-karier-faktor-pemicu-stres-terbesar-milenial-dan-gen-z-w4zou?utm_source

https://www.weforum.org/stories/2020/10/top-10-work-skills-of-tomorrow-how-long-it-takes-to-learn-them/?utm_source

https://www.weforum.org/focus/jobs-skills/?utm_source

https://abdanleon.blogspot.com/2021/09/menghadapi-quarter-life-crisis.html?utm_source