1 Karyawan 7 Jobdesc: Kerja di Indonesia Harus Serba Bisa?

Dilsa Ad'ha
20 Feb 2025
5 read

Key Takeaways

  • Fenomena "1 karyawan 7 jobdesc" dapat menyebabkan burnout karena beban kerja yang berlebihan.
  • Kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi membuat stres semakin tinggi.
  • Minimnya dukungan dari manajemen dan budaya hustle culture memperburuk kondisi karyawan.
  • Burnout dapat menurunkan produktivitas, kreativitas, dan kesehatan mental.
  • Mengatasi burnout bisa dilakukan dengan menyesuaikan beban kerja, membangun keseimbangan, serta menciptakan budaya kerja yang lebih sehat.

Di dunia kerja saat ini, banyak perusahaan menuntut karyawan untuk mengerjakan lebih dari satu tanggung jawab. Bahkan, nggak jarang ada yang harus mengisi peran yang seharusnya dikerjakan oleh beberapa orang. Fenomena “1 karyawan 7 jobdesc” ini bukan cuma bikin stres, tapi juga bisa memicu burnout—kondisi di mana seseorang merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional akibat tekanan kerja yang berlebihan.

Kamu mungkin pernah mengalami atau melihat sendiri situasi ini: awalnya hanya bekerja sesuai deskripsi pekerjaan, tapi lama-lama tanggung jawab semakin banyak tanpa ada kompensasi yang jelas. Alih-alih produktif, justru bisa jadi kamu merasa kelelahan dan kehilangan motivasi.

Burnout bukan cuma bikin kinerja menurun, tapi juga berdampak buruk pada kesehatan mental. Jika dibiarkan, hal ini bisa memengaruhi hubungan sosial, kepuasan kerja, bahkan kehidupan pribadi. Oleh karena itu, penting banget buat mengenali penyebab burnout dan mencari cara untuk mengatasinya.

Kalau kamu merasa sudah mulai lelah dan sulit mengendalikan stres kerja, Kelas Online Mindfulness: How to Accept, Forgive, and Move On dari Life Skills x Satu Persen bisa jadi solusi untuk membantu kamu mengelola emosi dan membangun keseimbangan hidup yang lebih baik.

Lalu, apa saja penyebab utama burnout akibat multitasking berlebihan? Mari kita bahas lebih dalam!

Kenapa Fenomena "1 Karyawan 7 Jobdesc" Bisa Menyebabkan Burnout?

Beban Kerja yang Tidak Realistis

  • Banyak perusahaan memberikan tanggung jawab berlebihan tanpa mempertimbangkan kapasitas karyawan.
  • Alih-alih meningkatkan efisiensi, beban kerja yang terlalu berat malah membuat karyawan cepat lelah dan kehilangan fokus.
  • Jika dibiarkan, hal ini bisa menyebabkan kelelahan mental yang berujung pada penurunan produktivitas.

Kurangnya Keseimbangan Antara Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi

  • Banyak karyawan merasa harus selalu "on" dan siap bekerja kapan saja.
  • Waktu untuk istirahat dan berkumpul dengan keluarga sering terabaikan karena tuntutan pekerjaan yang terus-menerus.
  • Akibatnya, stres meningkat dan kesehatan fisik serta mental bisa terganggu.

Minimnya Dukungan dari Manajemen

  • Tidak adanya apresiasi atau dukungan dari atasan membuat karyawan merasa tidak dihargai.
  • Jika karyawan terus merasa ditekan tanpa mendapatkan bantuan yang cukup, rasa frustrasi dan kelelahan akan semakin meningkat.
  • Lingkungan kerja yang tidak suportif menjadi faktor utama yang membuat karyawan cepat mengalami burnout.

Budaya Kerja yang Tidak Sehat (Hustle Culture)

  • Banyak perusahaan mengagungkan hustle culture, di mana kerja lembur dianggap sebagai tanda dedikasi.
  • Karyawan yang berusaha menetapkan batasan kerja dianggap kurang loyal atau kurang produktif.
  • Padahal, bekerja terus-menerus tanpa jeda justru membuat otak dan tubuh lebih cepat kelelahan.

Bagaimana Cara Mengatasi Burnout Akibat Beban Kerja Berlebihan?

Evaluasi dan Sesuaikan Beban Kerja

  • Jika tugas yang diberikan terasa terlalu banyak, komunikasikan dengan atasan mengenai kapasitas kerja yang realistis.
  • Minta delegasi tugas atau pembagian pekerjaan yang lebih adil agar beban kerja tidak menumpuk pada satu orang.
  • Perusahaan juga perlu mengevaluasi sistem kerja agar karyawan tidak terus-menerus mengalami tekanan berlebihan.

Kelola Waktu dengan Lebih Baik

  • Buat prioritas kerja dan batasi multitasking agar tidak merasa kewalahan.
  • Terapkan teknik manajemen waktu seperti Pomodoro Technique atau time blocking untuk mengatur jadwal kerja dengan lebih efektif.
  • Pastikan ada waktu istirahat yang cukup agar tubuh dan pikiran bisa tetap segar.

Bangun Keseimbangan antara Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi

  • Pisahkan waktu kerja dan waktu pribadi agar tidak terus-menerus terjebak dalam mode kerja.
  • Jangan ragu untuk mengambil cuti atau libur sejenak ketika merasa terlalu lelah.
  • Lakukan aktivitas yang bisa mengurangi stres seperti olahraga, meditasi, atau menjalani hobi yang menyenangkan.

Tingkatkan Komunikasi dengan Manajemen

  • Jika merasa terbebani, jangan ragu untuk berdiskusi dengan atasan mengenai kondisi kerja yang tidak sehat.
  • Berikan masukan tentang bagaimana pekerjaan bisa lebih efisien tanpa membebani satu karyawan saja.
  • Manajemen yang baik seharusnya memberikan solusi dan dukungan bagi kesejahteraan karyawan.

Latih Diri untuk Mengelola Stres dengan Baik

Jika dibiarkan terus-menerus, burnout bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik. Oleh karena itu, penting untuk mulai menetapkan batasan, mengelola stres, dan mencari dukungan agar bisa tetap produktif tanpa harus mengorbankan kesejahteraan diri sendiri.

Kesimpulan

Burnout bukan sekadar rasa lelah biasa. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berdampak buruk pada kesehatan mental, motivasi kerja, bahkan kehidupan pribadi. Fenomena "1 karyawan 7 jobdesc" memang sulit dihindari, tapi bukan berarti kamu harus terus menerimanya tanpa mencari solusi.

  • Jika beban kerja terasa terlalu berat, komunikasikan dengan atasan dan cari cara untuk membagi tugas dengan lebih adil.
  • Jangan biarkan pekerjaan menghabiskan seluruh waktumu—pastikan ada keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi.
  • Pelajari cara mengelola stres agar bisa tetap produktif tanpa mengorbankan kesehatan mental dan fisik.

Jika kamu merasa burnout sudah mulai mengganggu keseharianmu, Kelas Online Mindfulness: How to Accept, Forgive, and Move On dari Life Skills x Satu Persen bisa menjadi langkah awal untuk membangun keseimbangan mental dan mengelola tekanan kerja dengan lebih baik. Daftar sekarang di satupersen.net/kelas-online.

Selain itu, jika kamu ingin memahami lebih dalam tentang kondisi mentalmu dan menemukan solusi yang tepat, Mental Health General Check Up dari Satu Persen bisa membantu kamu mengenali pola pikir dan stres yang sedang kamu alami. Dengan tes ini, kamu bisa menemukan strategi terbaik untuk menghadapi tekanan kerja dan mengembangkan diri dengan lebih optimal.

Jangan tunggu sampai burnout mengambil alih hidupmu. Ambil kendali sekarang, tentukan batasan, dan cari cara untuk tetap sehat secara mental serta fisik. Kesehatan dan kesejahteraanmu jauh lebih berharga daripada sekadar memenuhi ekspektasi kerja yang tidak realistis.

FAQ

1. Apa tanda-tanda utama burnout?

Burnout bisa dikenali dari gejala seperti kelelahan terus-menerus, kehilangan motivasi kerja, sulit fokus, mudah marah atau frustrasi, serta perasaan tidak dihargai di tempat kerja.

2. Bagaimana cara membedakan burnout dengan sekadar lelah biasa?

Jika rasa lelah bisa hilang setelah istirahat yang cukup, berarti itu hanya kelelahan biasa. Namun, jika kamu tetap merasa lelah meskipun sudah beristirahat, mengalami kecemasan saat bekerja, atau mulai kehilangan minat terhadap pekerjaan, itu bisa jadi tanda burnout.

3. Apa yang harus dilakukan jika merasa burnout?

Coba evaluasi beban kerja dan atur ulang prioritas. Jika memungkinkan, diskusikan dengan atasan untuk mencari solusi. Selain itu, luangkan waktu untuk diri sendiri dan lakukan aktivitas yang bisa membantu mengurangi stres.

4. Apakah burnout bisa berdampak pada kesehatan fisik?

Iya. Burnout yang tidak ditangani bisa meningkatkan risiko gangguan tidur, tekanan darah tinggi, hingga masalah pencernaan akibat stres yang berlebihan.

5. Bagaimana cara membangun ketahanan mental terhadap tekanan kerja?

Belajar mengelola stres dan menetapkan batasan dalam pekerjaan sangat penting. Kelas Online Mindfulness: How to Accept, Forgive, and Move On dari Life Skills x Satu Persen bisa membantu kamu memahami bagaimana cara menghadapi tekanan dengan lebih baik dan membangun keseimbangan dalam hidup.